Kamis, 05 Februari 2009

Dampak Krisis Global Seni Kerajinan

Dampak Krisis Global Seni Kerajinan
Bentangan harapan untuk menggapai kesejehteraan masa kini begitu kelabu, tahun 2008-2009 merupakan situasi yang jauh dari harapan. Harapan akan pulihnya krisis global pada pertengahan 2009 dirasa makin sempit. Seni kerajian menjadi tertekan manakala gegeran wacana publik tentang dibatalkannya pameran Madrid Fair 2009 di Spanyol yang konon kabarnya memang nyata. Pada hal sejak pertengahan 2004 Spanyol sebagai salah satu tujuan ekspor seni kerajinan dari Yogyakarta, sehingga pada tahun 2005 mampu menyaingi importer dari negara-negara eropa lainnya. Sunggur fantastis nilai ekspor yang ditunjukan pada ritme pembelanjaan seni kerajinan yang mencapai 3000 USD. Namun apa dikata kesedian ini tetap muncul sebagai komodite publik yang diwacanakan oleh para pembawa berita.
Tetapi apakah benar kondisi dan situasi dunia demikian, jangan-jangan hanya betul pembawa berita itu hanya ingin meraup keuntungan disaat krisis itu. La...wong Amerika sebagai penyebab krisis dan telah disuntik dana yang mencapai 700 biliun USD kok belum bangun ya, sentimen publik atas fluktuasi moneter juga masih kacau, para tamu yang datang ke Yogyakarta juga agak enggan membeli produk yang sembarangan, mereka begitu selektif dan benar-benar perhitungan atas barang kerajinan yang diberinya.
Tetapi yang aneh adalah terjadinya penurunan pada tingkat wholesaler ternyata berbanding terbalik dengan retailer. Banyak pembeli besar yang menurun sementara pembeli yang kecil justru terjadi peningkatan. Ada saran untuk menggali pasar lokal, namun biaya pengiriman ke Batam saja dua kali lebih mahal jika kita bandingkan dengan mengirim ke Australia......hehe aneh ya.

Tidak ada komentar: